Thursday 30 January 2014

Jagalah dia

Mata kau berhenti menangis
Jemari kesat ke pipi
Hati cukuplah dirasuk sedih
Kerana kau takkan kembali

Takdir mengubah hubungan kita
Dia padam dari jaga
Bicara hanyalah dalam doa
Yang dipanjat pada yang Esa

Ya Tuhanku
Jagalah diri ini menempuh
Hidup sepi tabah menerima takdir

Ya Tuhanku
Ketemukanlah kami berdua nanti
Hingga itu ku mohon kau
Jagalah dirinya

Jiwa walaupun terpisah jua
Selalu pergi dengan-Nya
Sisa yang masih ada di sini
Ku bertaut ke nafas terakhir

Ya Tuhanku
Jagalah diri ini menempuh
Hidup sepi tabah menerima takdir

Ya Tuhanku
Ketemukanlah kami berdua nanti
Hingga itu ku mohon kau
Jagalah dirinya

Hingga itu ku mohon kau
Jagalah dirinya
Jagalah dirinya

Sunday 26 January 2014

Aku ingin lari

Aku ingin lari tetapi di mana arah yang patut aku tuju, aku sendiri tak tahu. Aku sudah bosan dengan kehidupan ini yang banyak membawa duka padaku. Aku letih dan penat dalam menghadapi situasi ini. Yang pasti aku yang banyak menderita dengan jalan yang aku pilih ini.

Aku ingin berlari selaju mungkin, aku tidak mahu lagi bergelut dengan resah dan pilu ini. Sakitnya tak mampu ku ceritakan pada semua orang. Meninggalkan kenangan memang menyakitkan tapi melangkah pergi sekurang-kurangnya menghilangkan rasa lemah itu.

Aku percaya bahawa apabila aku meninggalkan ruang ini, aku akan kembali mengecapi rasa bahagia itu. Benarkah? Jika mahu jawapan aku harus pergi dulu. Takut untuk melangkah? Mungkin perasaan aku sendiri berdolak dalih sekarang. Aku sendiri tidak tahu tujuan aku.

Aku mahu pergi, bawalah aku pergi....bawalah aku terbang. Tak sanggup lagi aku di sini menangisi hati ini yang selalu terluka. Aku sekarang merasa lemah yang bersangatan. Rasa bagaikan aku tidak mam

Monday 20 January 2014

Hati ini menangis lagi, meratapi hari semalam yang dilakarkan sejarah buat diri ini. Mengapa ia terjadi usah kita persoalkan takdir yang telah ditetapkan. Apa yang kita perlu tanyakan, bagaimana kita mahu teruskan melangkah ke depan tanpa mahu menoleh ke belakang lagi.

Sunday 19 January 2014

Rasa hati



Ketika aku melangkah pergi jauh dari dirimu, semakin laju kau mengejar diri ini. Sudah ku titipkan pesan buatmu, usah lagi berlari mendapatkanku walau bayangku jua namun kau tetap enggan menyerah kalah. Katamu, aku tetap menjadi pujaanmu. Jangan kau lupa, sudah ku berikan amaran tentang tingkahmu yang akan melukakan hati banyak pihak. Dan kemungkinan besar apa yang kau citakan takkan dapat digapai. Banyak halangan dalam melihat penyatuan kita dan kemungkinan besar ia juga mustahil berlaku. Biarlah kita abadikan rasa cinta kita berdua dan lakarkan dalam sejarah semalam.
Saat untuk kita kenangkan kemanisan itu akan datang cuma ia amat memedihkan untuk kita terus meratapi detik itu. Saat kita berjauhan jua membawa derita kita bersama dan ia lebih baik untuk orang sekeliling kita. Biarlah kita berdua yang merasai kedukaan itu. Cukuplah apa yang kita rasainya dan biarlah rasa itu hapus sedikit demi sedikit. Jangan kau kesali untuk terus melangkah tanpa aku di sisi.
Belajarlah mendepani hidup dengan warna pelangi tengahari yang kau cipta. Jangan kau renungi lagi rembulan petang dan usah kau harapkan pelangi petang mendatangimu lagi. Aku tetap akan berjalan ke depan tanpa menoleh lagi. Dan aku telah pilih jalan ini, jalan ke kiri sedangkan kau terus melangkah menuju ke depan, lurus ke depan. Tiada simpang untuk kita berpatah balik dan usahlah berusaha untuk menjemputku walau dalam mimpiku, aku tidak akan hadir lagi.
Tika ini aku mengirimkan doa agar kau bahagia dengan pilihan keluargamu dan kau terima takdir yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Kita hanya mampu merancang sedangkan kita lupa kita perlu meminta dari Pencipta kita. Sejarah silam perlu kita padamkan dan kita buka lembaran baru untuk kita terus dilukai. Tepislah segala memori yang adakalanya mahu singgah di minda ini. Kuatkan dirimu itu kerana aku tahu kau seorang yang tabah dalam mendepani cabaran dan dugaan mendatang.
Aku cuba mencuri menoleh ke belakang dan aku Nampak kau terus kaku di situ bagaikan kebingungan memilih arah hidup yang penuh kabus. Ingin aku berlari mendapatkan mu tapi kakiku bagai di paku dan aku hanya mampu memandang lemah terhadapmu.  
Jika kau mahu aku bahagia, lepaskan aku perlahan-lahan dan walau kau tidak bisa mengucap selamat tinggal tapi tepislah segala kenangan yang menjalar dalam minda itu. Berilah aku secebis rasa bahagia itu, ingin aku hirup ia. Aku jua mahu warnai lukisan kehidupan ini dengan cahaya rembulan malam bersama bintang yang mengilap terang. Aku tidak mahu lagi dipenjara sepi di sini sambil memandang angin kabut bersama hujan pagi. Bawalah aku pergi jauh dari hidupmu kerana kau dan aku tahu yang kita tidak mampu membina istana impian bersama.
Pada hari ini aku telah tekadkan bahawa aku melangkah keseorangan mengulangi sejarah dulu, melewati batasan hari sendirian. Tiada lagi orang yang akan ku kongsikan cerita tentang suka duka hidup ini. Tiada lagi penawar pagi untuk ku sirami buat bekalan harian ku. Aku menangis lagi meratapi hidup ini yang benar-benar menguji ku tika aku sedang mengecapi manisnya hidup ini.
Kesedihan itu harga yang paling mahal untuk kubayar kerana aku tidak pernah menjangkakan ini semua. Kebahagiaan yang dirampas membuatkan aku nanar mencari diriku dalam cermin itu. Saat cinta kita dilafazkan adalah saat yang paling indah untuk kita kenangkan bersama. Saat itu aku bagaikan kita berada di dalam syurga menikmati segala keindahan, kebahagiaan dan kegembiraan bersama. Dan kita lupa yang kita hanya merancang tanpa meminta keizinan dari Pencipta kita. Kita alpa dan lalai…..
Percayalah ….takdir kita berlainan dan kita harus pilih jalan yang berlainan. Jangan kita bersedih lagi,depanilah ia, harungilah ia….kerana kita tidak akan kesali lagi setelah kita harungi bersama sebelum ini. Harapan kita telah lama pecah berderai dan marilah kita semat harapan baru bersama pasangan masing-masing. Mahukah kita kecewakan perasaan orang yang kita sayangi?
Kalimah yang mengatakan cinta pasti bersatu adalah dusta, kita terperangkap dalam ajaibnya cinta itu. Adakah kita terkena sumpahan cinta?




Saturday 18 January 2014

Love is the moment

In your eyes, in your mind,
love is being drawn
Even if we’re far apart, even if
we’re hidden, love is you
I hope the longing that comes
with the wind can you my heart
Love is the moment, the day,
the moment you came
You filled up my eyes, you filled
up my heart and I keep thinking of you
Love is the moment, the day,
the moment you left I can’t forget it,
I keep thinking about it
Close your eyes, close you ears,
I feel the love
Even if I can’t catch you, even if
I can’t hug you, love is you
I hope the longing that is hidden
in the sunlight can tell you my heart
Love is the moment, the day,
the moment you came
You filled up my eyes, you filled
up my heart and I keep thinking of you
Love is the moment, the day,
the moment you left I can’t forget it,
I keep thinking about it
Love is the moment, the day,
the moment I let you go
My heart stopped, time stopped,
it keeps hurting
Love is the moment, the day,
the moment I left you
Love left too, it keeps hurting
It you eyes, in your mind, love is…

Sunday 12 January 2014

Pintamu

Jangan terus kau tangisi 
Semua yang terjadi 
bila akhirnya kumeninggalkanmu 
Kumohon kau sanggup lupakan diriku
Yang telah hancurkan mimpimu
Bukan ku tak menyayangmu 
Namun ku tak bisa jadikanmu permaisuri yang sejati
Disitu relakan diriku pergi untuk selamanya 
dan hakikatnya cinta harus tidak seharusnya dimiliki

Sayangku biarkan ku pergi 
Tiada lagi sendiri sebelum waktu dulu 
Maafkan jika ku tak bisa 
Menjaga tulusnya cinta didalam dirimu
Lepaskan beban batinmu 
Kuatkanlah dirimu mendepani cabaran
cinta kita hanyalah sejarah 
tidak perlu dikenang tapi perlu dipadamkan

Maafkan aku ...puisi terakhir

maafkan aku karena harus pergi dari mu
maafkan aku karena harus meninggalkanmu
tak ada maksudku untuk melakukan semua itu
tak rela pun aku meninggalkanmu seperti tu
semua itu aku lakukan semata-mata hanya untuk kita bahagia
aku tahu kau pasti menderita
namun aku jua tidak rela meninggalkan kau terkapar-kapar
aku terpaksa
semua harapan kita hancur berkecai

tanpa adanya aku, tanpa adanya masa lalu yang selalu mengusikmu
walaupun aku tau,setiap manusia pasti memiliki masa lalu
aku tak ingin menjadi duri dalam hidupmu
aku tak ingin aku terus melukai hatimu
aku tak ingin terus menghancurkan semua mimpi-mimpimu
aku pergi dari hidupmu dan hidup kita selamanya

maafkan aku tak bisa menemanimu lagi
sekali lagi kutegaskan aku pergi bukan karena aku kalah
tapi aku pergi karena aku ingin melihat kita bahagia
walaupun aku tidak bersamamu

maafkan aku…
aku menangis bukan karena sedih
airmata ini jatuh karena aku melihat deritamu
sakit dan pedihnya aku rasa tika itu

jujur aku akui bahawa aku sebenarnya terseksa
tapi aku akan berusaha tegar dan kuat untuk menghadapinya
selamat tinggal sayang…
aku akan pergi dari mu
 maafkan semua salahku saat kita melewati hari bersama
aku harap semoga kau mencari bahagia
padamkan CINTA yang pernah tumbuh dalam hati kita
dan yakinlah, CINTA lain akan menemani kita
semoga semuanya bahagia dan indah belaka

Saturday 11 January 2014

Lagu terakhir kami

"Let Her Go"


Well you only need the light when it's burning low
Only miss the sun when it starts to snow
Only know you love her when you let her go

Only know you've been high when you're feeling low
Only hate the road when you’re missin' home
Only know you love her when you let her go
And you let her go

Staring at the bottom of your glass
Hoping one day you'll make a dream last
But dreams come slow and they go so fast

You see her when you close your eyes
Maybe one day you'll understand why
Everything you touch surely dies

But you only need the light when it's burning low
Only miss the sun when it starts to snow
Only know you love her when you let her go

Only know you've been high when you're feeling low
Only hate the road when you're missin' home
Only know you love her when you let her go

Staring at the ceiling in the dark
Same old empty feeling in your heart
'Cause love comes slow and it goes so fast

Well you see her when you fall asleep
But never to touch and never to keep
'Cause you loved her too much
And you dived too deep

Well you only need the light when it's burning low
Only miss the sun when it starts to snow
Only know you love her when you let her go

Only know you've been high when you're feeling low
Only hate the road when you're missin' home
Only know you love her when you let her go

And you let her go (oh, oh, ooh, oh no)
And you let her go (oh, oh, ooh, oh no)
Will you let her go?

'Cause you only need the light when it's burning low
Only miss the sun when it starts to snow
Only know you love her when you let her go

Only know you've been high when you're feeling low
Only hate the road when you're missin' home
Only know you love her when you let her go

'Cause you only need the light when it's burning low
Only miss the sun when it starts to snow
Only know you love her when you let her go

Only know you've been high when you're feeling low
Only hate the road when you're missin' home
Only know you love her when you let her go

And you let her go

Friday 10 January 2014

Bahagia





Ima,
Mesti Ima teruja membaca sajak nukilan Gibran kepada As. Jika Ima teruja, keterujaan As tidak dapat digambarkan lagi. Betapa indahnya hari pertama kami menyulam kasih dengan bisikan puisi ini dibacakan oleh penulisnya. As tersenyum malu apabila Gibran usai melafazkan puisi ini sebagai pembuka kata kami.

Pertamanya As ingin ucapkan terima kasih atas kesudian Ima datang meraikan hari bahagia As bersama belahan jiwa As. Maafkan As jika layanan yang kurang menyenangkan maklumlah hati para tetatmu semua perlulah dijaga. Bayangkan dalam masa tiga bulan selepas majlis pertunangan kami berjaya menyiapkan segala-galanya secara ringkas. As panjatkan kesyukuran pada Allah SWT kerana mengizinkan kami disatukan dan memberkati majlis kami berdua.

As melihat lakaran kegembiraan di hati kedua ibubapa As pada hari bahagia kami. Ramai juga saudara mara yang datang berkunjung memeriahkan hari kami, ingin melihat siapakah yang dapat mencuri hati As ini. Keluarga As yang lain turut memanjatkan kesyukuran kerana katanya akhirnya As terbuka hati untuk mendirikan masjid. Sangkanya As mahu sendirian.

Kedua, As juga rasa gembira dengan kehadiran Ima dan bantuan yang Ima telah hulurkan selama ini. Saat ini As masih mengenangkan kata-kata Ima yang telah Ima bekalkan kepada As bagi menghadapi alam rumahtangga ini. As bangga mempunyai kawan seperti Ima. Sebab itu As pernah menangis tika Ima diijabkabulkan dengan suami Ima, Ruhaimi. As rasa As bagaikan hilang tempat mengadu namun semua itu salah. As rasa gembira kerana suami Ima memahami situasi kita dan tidak pernah menghalang perhubungan kita. Walaupun Ima sibuk menguruskan rumahtangga dan anak-anak namun Ima tetap melayani karenah As bagaikan As ini anak yang memerlukan perhatian.  As amat terharu.

Ima,
Gibran telah melaksanakan tanggungjawabnya dengan menjadi imam As. Kami sama-sama melaksanakan solat sunat kesyukuran kerana menghadiakan kami kebahagiaan yang kami cari selama ini.  Gibran juga memimpin As dalam menunaikan tanggungjawab sebagai seorang isteri. As rasa teruja untuk melahirkan anak-anak yang soleh untuknya.

Ima, selepas usai majlis perkahwinan kami di kedua-dua belah pihak, kami kembali menjalani rutin harian kami. Kerja berlambak menanti dipejabat menyebabkan kami menangguhkan dulu bulan madu kami. Rancangnya kami mahu ke Maldives namun hajat itu terpaksa kami tangguhkan dulu. Sudah masuk dua purnama kami menyulam kasih dan sayang bersama, akhirnya khabar gembira diutuskan untuk kami. Gibranlah orang pertama yang memeluk As apabila mengetahui khabar itu. Kami pun tidak sangka begitu cepat tetapi kami sememangnya ingin benar cepat-cepat menimang cahaya mata memandangkan usia kami sudah melebihi 30an. Syukur kami panjatkan.

Ima….sejak akhir-akhir ini As cepat benar letih mungkin pembawaan budak rasanya. Nanti kita sambung di lain kali.

Warkah Cinta Kami

Dahulu...
aku tercari cari bayangmu
yang pernah melintas di hati ini
pernah aku rasakan
semakin lama diri mu menjauhi
Bagaikan Adam kehilangan Hawa,
aku penasaran
tidak tahu adakah kita akan ketemu

Dahulu..
terlalu jauh aku meninggalkanmu
setelah puas aku menjejakimu
namun aku percaya
jika kau sudah ditakdirkan untukku
ku kan setia menanti menjemputmu

Dahulu..
Hati ini pernah menangis tersedu,
Hancur harapan yang menggunung tinggi sebagai perindu,
mengadu pada Yang Esa
Berikan aku kekuatan untuk terus ku bangkit
Mencari sebuah kebahagiaan untuk kuterus berlari

Kini..
Aku tidak percaya
Kita ditakdirkan bersama
Sinar bahagia menyerlah
Kasih kita bersemi kembali
Hadirmu pasti menemaniku hingga ke akhir waktu

Kini..
Aku mampu mengukir senyum
Perjalanan yang jauh telah kujumpa perhentiannya
Ku letak permaisuri hati dalam taman yang indah
Harapan moga ia mekar mewangi semerbak

Kini..
Aku tidak mampu lagi berjauhan darimu
Setiap detik aku merindui kehangatan belaianmu
Dan setiap saat cinta yang kita bina akan terus berpadu
Akan ku ukir indah segenap hatimu



Tuesday 7 January 2014

Dia yang berjaya

Ima,
As merasa gembira apabila Ima memberikan respon yang positif dengan apa yang telah As lakukan dalam dua tiga minggu ini. Sebuah kejutan untuk diri sendiri khususnya. As sendiri pun ada kalanya masih tertanya-tanya, betul ke tindakan yang As ambil ini.

Ima,
Nampaknya Ima tidak sabar-sabar mahu mengenali bakal imam As. As tahu Ima tertanya-tanya tentang namanya itu. As akan ceritakan satu persatu supaya tiada satu yang akan dikecualikan. Nama penuhnya ialah Kahlil Gibran, datuk sebelah ayahnya adalah keturunan Lebanon. Datuknya menamakan dia Kahlil Gibran kerana dia adalah peminat no 1 penyair yang bernama Kahlil Gibran. Gibran adalah penyair ketiga paling laris sepanjang masa, di belakang Shakespeare dan Laozi katanya. Antara kata-kata Gibran iaitu "If the other person injures you, you may forget the injury; but if you injure him you will always remember."

Ima,
Gibran selalu menitipkan kata-kata hikmat Kahlil Gibran kepada As sebagai satu motivasi tika As selalu kecundang. Itulah keistimewaan dia di mata As. Kata Gibran, dalam kemanisan persahabatan kita akan membiarkan ada gelak ketawa dan berkongsi keseronokan. Itulah yang kita selalu lakukan ya Ima. 


Gibran datang tepat pada waktunya, tika As selalu memohon pada Allah untuk memberitahu rahsia yang tersimpan selama ini.Gibran pernah mengucapkan bahawa persahabatan kami adalah tanggungjawab dan amanah. Tika itu As tidak menghiraukan kata-katanya dan memandang sepi sahaja. Pada hari ini baru As mengerti kata-katanya itu. Menjaga persahabatan itu adalah satu peluang untuk mewarnai ataupun mencoraknya samada untuk kebahagiaan ataupun mendamaikan. Wah! Ima mesti kagum dengan As sekarang, bijak berkata-kata. 

Ima, 
Hobi dan kegilaan Gibran setakat ini adalah perkara yang boleh kami kongsikan bersama. As tidak sangka bahawa kami mempunyai kegemaran yang sama. Gibran nyatakan bahawa As ini bagaikan sebuah gunung yang perlu didaki bagi mencapai puncaknya, pelbagai cabaran dan dugaan perlu ditempuhi. As kehilangan kata-kata apabila Gibran menitipkan kata-kata. 

Ima, 
As masih menjaga perhubungan kami walaupun keterujaan itu tetap ada. Kami membataskan percakapan dan perhubungan supaya tiada fitnah antara kami berdua. Gibran setuju dengan apa yang telah As tetapkan, tiada perjumpaan dan pertemuan sebelum kami diijabkabul. SMS dan emel hanya dilakukan untuk perkara-perkara penting sahaja. Manisnya hubungan ini Gibran selalu menghadiahkan buku dan di dalam buku itu disertakan kata-kata tadi. Menarik tak hubungan kami?

Ima,
As sekarang menghitung hari, masa berlari pantas sehingga As rasa kelelahan dan ingin benar meminta pertolongan daripada Ima. Tapi tidak molek rasanya membebankan Ima yang sememangnya penuh dengan tanggungjawab di kiri dan kanan. 

As tinggalkan kata-kata ini buat renungan kita bersama:
If you love somebody, let them go, for if they return, they were always yours. And if they don't, they never were.

sambung lagi di lain pertemuan. 

Meniti hari

Ima,
Sememangnya As jangkakan bahawa pertanyaan Ima akan bertalu-talu. Terima kasih Ima kerana menjadi pendengar setia As selama ini. Ima tidak pernah jemu mendengar cerita As walaupun ramai di luar sana menuduh As sengaja membesar-besarkan cerita. Mereka tidak faham bagaimana peritnya perjalanan hidup As ini.

Ima,
As rasa Ima pernah kenal Gibran. Dia pernah sama-sama mengambil satu subjek yang sama dengan kita, subjek kegemaran Ima, Ekonomi Malaysia. Dia bukan daripada fakulti kita tetapi dari fakulti kejiranan kita. Dia sebenarnya ingin berkenalan dengan rakan kita yang paling glamour. Siapa lagi kalau bukan Hafizah yang menjadi rebutan ramai. Malangnya Hafizah tidak pernah mahu melayannya dan memberikan baton itu kepada As. Tujuan utama As hanya mahu mempermainkan dia memandangkan As nampak dia terlalu lurus. Di situ detik perkenalan kami.

Ima,
Selepas Gibran tahu bahawa As yang selalu membalas emel itu, terus dia ajak As bersemukak dengan dia. As gentar pada mulanya tapi As memberanikan diri mengajak Intan dan Suzi menemani As. As menadah telinga apa yang dibebelkan olehnya, tentang kejujuran dan perasaan yang telah dimainkan. As masih menganggap ketidakseriusan tentang perasaannya, As lupa bahawa suatu hari nanti As pasti mendapat balasannya.

Ima,
As ingat Gibran tidak pernah kenal perkataan maaf untuk As, namun Gibran terus menghantar emel kepada As, menyokong As dalam aktiviti yang As selalu sertai dan mendokong perjuangan As sertai. Kata-kata semangat yang dihulurkan adakalanya membangkit semangat As namun tiada ruang dia di hati As kerana Ima telah maklumkah bahawa Eddy telah bertapak di hati ini. As lupa yang As sengaja bermain dengan api, meniupnya perlahan sehingga api itu menjadi besar dan memarakkannya.

Ima,
Suati hari Gibran nampak kami berdua, Eddy dan As sedang berbincang tentang masa depan kami. Gibran dengan berani datang menyapa kami berdua. Tanpa berlengah Eddy memperkenalkan dirirnya teman istimewa As. As nampak muka Gibran berubah dan cepat-cepat dia meminta diri. Eddy bertalu-talu menanyakan tentang hubungan antara As dan Gibran kerana dia pernah mendengar khabar-khabar angin yang bertiup.

Ima,
Selepas beberapa lama kami tidak bersua, suatu hari As terpapasan dengan Gibran di kafeteria Perdana. As seperti biasa menegurnya dan melemparkan senyuman namun sapaan As tidak mendapat balasan. As terkesima, salahkah apa yang telah As lakukan selama ini. Adakah As pernah memberikan harapan padanya? As cuba meneliti kembali apa yang telah As lakukan selama ini? As membiarkan sahaja dia berlalu pergi.

Ima,
Nanti kita sambung kembali. Ada kerja yang perlu disudahi dan sengaja As tinggalkan begini supaya Ima teruja mendengar ceritanya lagi.

Sunday 5 January 2014

Jodoh Berdua - Hafiz Hamidun #JodohBerdua

Detik bahagia muncul



Gibran, nama yang sudah lama As tidak lafazkan. Bukan kerana As membencinya tetapi As tidak pernah mendengar kisahnya setelah peristiwa yang memalukan itu. Kata Intan, Gibran telah pergi membawa diri. Pabila As tanya, adakah puncanya daripada As? Semua orang tidak dapat mengiyakan ataupun menafikannya. Lama kelamaan As melupakan kisahnya yang pernah hadir dalam diari kamus hidup As.

Sekali As tertoleh As tidak pasti adakah itu Gibran kerana wajahnya agak cengkung daripada dulu. As samar-samar tentang dirinya. Segan pula jika As ingin menegurnya dan As biarkan dia berlalu pergi. Pertemuan yang disangka tidak disusuli dengan pertemuan kedua rupanya tidak. Kali ini lebih dekat lagi dan Gibran menyapa As. As membalas senyuman yang diberikannya. Dia ingin cepat beredar memandangkan ada beberapa orang teman bersamanya. Hati As ingin bertanya lanjut tentang dirinya.

Tiga hari berturut-turut As bermimpi tentang Gibran. As tidak dapat meneka kerana hadirnya dalam mimpi seketika cuma, namun begitu mukanya jelas untuk As kenali. As cuba meneka, adakah As akan bertemu dengannya lagi. Adakah As masih mempunyai hutang dengannya.  As hairan kenapa terbit rasa rindu untuk berjumpa dengannya sedangkan As tidak mengetahui tentang kedudukan dirinya kini.

Tidak lama kemudian, Gibran memberanikan diri berjumpa dengan As dan tanpa As sangka pertemuan itu adalah detik kebahagiaan kami berdua. Gibran melamar As dan membuatkan As terperanjat. Gibran yang As kenali sememangnya penuh dengan kejutan. Dua minggu kemudian kami bertunang untuk tempoh tiga bulan sahaja. Rasa masa betul-betul mengejar kami kerana banyak yang perlu disediakan. Kawan yang paling terkejut adalah Ima kerana dia masih tidak percaya yang As boleh menerima pinangan Gibran. Ima ingat As masih setia pada Eddy berdasarkan emel yang As selalu kirimkan.